Sejarah Terbentuknya Desa Mokoditek – Pada
jaman Prasejarah, alam sekitar letaknya desa Mokoditek sekarang adalah
hutan lebat yang sangat sulit untuk di lalui bahkan tidak ada manusia
yang hidup di sana yang ada hanyalah binatang buass dan liar, antara
lain sapi hutan (anoa), babi hutan, babi rus, ular dan lain-lain.
Menurut kepercayaan orang-orang tua jaman dahulu, yaitu penduduk desa
tetangga bahwa area desa Mokoditek (Sejarah Terbentuknya Desa Mokoditek) dahulu sangat “angker” dan ada seekor naga yang menempatinya.
Sekitar tahun 1927 rombongan keluarga
yang berasal dari daerah Gorontalo datang ke tempat ini untuk membuka
lahan perkebunan. Yang lama kelamaan berubah menjadi penduduk yang
berada dibawah pemerintahan yang berlokasi di desa wakat. Pendukuhan
tersebut di namai “NIAGARA” karena diarea tersebut terdapat air terjun,
maka masyarakat menamakan area tersebut seperti air terjun yang ada di
amerika serikat selanjutnya berdasarkan perpaduan antara “NAGA” dan
“NIAGARA” maka pendukuhan tersebut menjadi “NAGARA” (Sejarah Terbentuknya Desa Mokoditek)
Pada tahun 1941 dipulau Siau terjadi
gempa bumi dikarenakan oleh letusan Gunung berapi penduduk merasa
terancam dengan adanya gempa bumi tersebut sehingga pada tahun 1942 raja
Siau yang bernama “Frans Piet Parengkuan” mengutus seseorang mewakili
beliau yakni “Willem Kansil” untuk menghubungi/menghadap Raja Kaidipang
besar yakni Raja “Ram Soeit Pontoh” untuk memohon bantuan tempat
pengungsian/pemukiman bagi penduduk siau yang akan
dipindahkan/transmigrasi lokal yang dulu di kenal dengan dengan sebutan
“kolonisasi” setelah mendapat persetujuan Raja Kaidipang besar maka
terjadi perpindahan penduduk. Pada 20 Agustus 1942 dikirim kemudian pada
Maret 1943 dikirim lagi sebanyak 70 (tujuh puluh) kepala keluarga dan
mereka ditempatkan dibagian timur Pedukuhan.
“NAGARA” yang terdapat diantara Desa
Wakat dan Desa Nunuka perpindahan penduduk terjadi dimasa perang ke 2,
oleh karena rakyat yang harus kerja paksa (Romusha) hingga
mengakibatkan banyak kekurangan, diantaranya : Makanan, Pakaian, Maupun
obat-obatan, sebagian besar penduduk hanya memakai cawat yang terbuat
dari karung. Rakyat pada saat itu sangat menderita dengan keadaan yang
ada, ditambah lagi wabah penyakit yang menyerang Rakyat pada tahun
1943-1944 hingga mengakibatkan kematian yang mencapai 3-4 orang/hari
akhirnya banyak penduduk yang memutuskan untuk pindah untuk pindah ke
Desa tetangga bahkan ada yang kembali ke negeri asalnya yaitu Siau.
Rakyat yang meninggal hanya dibungkus
dengan karung atau tikar bahkan ada pulah yang dililit dengan lantai
nibong. Lalu dikubur (nibong dalam bahasa Bolangitang gongoliakomuno. Pada masa penjajahan Jepang nama
“NAGARA” dianjurkan, agar dapat segerah diganti dengan nama lain, namun
mengantikan nama tersebut baru dapat dilaksanakan pada tahun 1946 nama
NAGARA diganti dengan nama MOKODITO yang berarti “Menakutkan” adapun
alasan pemberian nama MOKODITO atau MOKODITEK : dahulu daerah Mokoditek
terkenal dengan keankerannya, ditakuti/menakutkan, daerah tersebut perna
dilandah wabah, penyakit yang mengakibatkan banyak orang yang meninggal
dunia.
Nama Mokoditek disahkan oleh JOGUGU
Kaidipang besaryang bernama “HASAN RAM PONTOH”. Setelah masa
pemerintahan Jepang berakhir atau Indonesia Merdeka penduduk desa
Mokoditek yang dahulu pindah ke desa tetangga akhirnya kembali lagi
kedesa Mokoditek dan melanjutkan pembukaan lahan pertanian dan sesuai
dengan peraturan Pemerintah pada saat itu yaitu mengolah dan membuka
lahan baru untuk perkebunan dibagian utara dan selatan Desa Mokoditek
dan bersamaan dengan itu dimulai pula pengaturan desa dan penyusunan
struktur pemerintah desa. itulahlah Sejarah Terbentuknya Desa Mokoditek
Sumber Bolmutpost
0 komentar:
Posting Komentar